Selasa, 19 Januari 2010

Minggu, 13 Desember 2009

KESEHATAN





















Penderita Penyakit HIV/Aids Di Papua, Meningkat

Jayapura, Guna memberikan informasi kepada masyarakat tentang bagaimana cara penanggulangan dan pencegahan penyakit HIV/Aids maka KPA (Komisi penanggulangan Aids) Provinsi Papua terus berupaya melakukan sosialisasi secara rutin. Dan sosialisasi kali ini diadakan di kampus USTJ Jayapura dengan peserta dari para mahasiswa USTJ.
Disela-sela kegiatan kepada wartawan koordinator sosialisasi Soni Wanda menegaskan bahwa HIV dan Aids itu dapat menyerang siapapun yang melakukan perilaku yang dapat memungkinkan terjadinya pertukaran cairan tubuh (air mani, cairan vagina dan darah). Dengan demikian HIV Aids bukan hanya menginfeksi golongan tertentu, melainkan semua orang apabila melakukan perilaku yang berisiko.
Dikatakan bahwa sosialisasi sangat penting hingga saat ini belum ada obatnya dan belum ada vaksin yang bisa mencegah. Selain itu vaksin menjadi pembawa dan dapat menularkan penyakit seumur hidupnya, walaupun tidak merasa sakit dan tampak sehat. Lalu kendala lainnya biaya pengobatan sanat mahal.
Lebih jauh dijelaskan bahwa penyakit ini telah menyebar dengan cepat keseluruh dunia, sebagian besar ditularkan melalui hubungan seks. Bahkan di Provinsi Papua saat ini sudah ribuan penderita HIV/Aids. Untuk perhitungan pada bulan Maret 2009 penderita HIV/Aids telah mencapai 4735 penderita dibandingkan penderita pada bulan Desember 2008 sebanyak 4548 penderita.
Dari perbandingan data tersebut kata Soni maka hal itu menunjukkan peningkatan yang cukup signifikan. Oleh karena itu dalam masa ini bila orang tertentu ternyata sudah mempunyai virus HIV didalam tubuhnya (walaupun belum bisa dideteksi melalui darah), ia sudah bisa menularkan HIV melalui perilaku.
Ditambahkan bahwa HIV menular melalui darah yang mengandung HIV, hubungan seks yang tidak aman, berisiko dengan orang terinfeksi HIV, jarum suntik, alat tusuk lain bekas pakai yang terinfeksi HIV, ibu hamil yang mengidap HIV kepada janin saat dikandungan. Terjadi penularan pada janin saat kehamilan, kelahiran dan menyusui.



HIV/AIDS di Paniai Gawat

ENAROTALI – Penyakit mematikan, HIV dan AIDS kian merambah hingga ke kampung-kampung di seantero wilayah Pedalaman Papua. Tak terkecuali pula Kabupaten Paniai. Penyebaran virus yang tak ada obat penangkal itu makin pesat. Bahkan ditengarai laju pertumbuhan penderita HIV (Human Immunodeficiency Virus) dan AIDS (Acquired Immunodeficiency Syndrome) tak terkendalikan.
Sekretaris Komisi Penanggulangan AIDS Daerah (KPAD) Kabupaten Paniai, Robby Kayame, S.Km, M.Kes mengatakan, virus mematikan ini sudah menjadi satu fakta yang tak bisa dipungkiri lagi. Soalnya, penyebaran dan jumlah penghidap kian bertambah dari waktu ke waktu.
Sesuai data yang sudah dihimpun per Maret 2009, angka penghidap HIV/AIDS di Kabupaten Paniai berjumlah 183 kasus HIV dan 65 kasus AIDS. Yang meninggal 59 orang. Sedangkan 6 orang masih menjalani perawatan, 2 orang di RSUD Paniai dan 2 lainnya di rumah.
“Jumlah ini hanya yang sudah terdeteksi di VCT, belum termasuk beberapa bulan terakhir ini,” kata Robby Kayame ketika ditemui di ruang kerjanya, Selasa (1/12) siang.
Dijelaskan, virus HIV secara progresif menghancurkan sel-sel darah putih dan menyebabkan AIDS pada diri seseorang. AIDS adalah penyakit fatal yang merupakan stadium lanjut dari infeksi HIV. Infeksi oleh HIV biasanya berakibat pada kerusakan sistem kekebalan tubuh secara progresif, menyebabkan terjadinya infeksi oportunistik di berbagai bagian tubuh tertentu.
Kalapun masih belum pernah diketahui dengan pasti berapa jumlah orang yang sudah terinfeksi oleh virus ini, tapi berdasarkan data-data dari KPAD dan Dinas Kesehatan Kabupaten Paniai telah jelas bahwa angka pengindapnya terus bertambah dari tahun ke tahun. Data itu juga bukanlah angka yang pasti, karena ini juga diketahui berasal dari mereka yang berhasil terjaring untuk memeriksakan diri secara sukarela di Klinik VCT (Voluntary Councelling and Testing) baik VCT Puskesmas Enarotali maupun VCT RSUD Paniai. Dan yang meninggal karena terinfeksi.
“Parahnya HIV dan AIDS paling banyak didapat kelompok usia produktif yakni anak-anak, remaja dan pemuda,” ucapnya.
Makin bertambahnya prevalensi itu karena sejumlah faktor penyebab. Salah satunya melalui hubungan seks bebas (free sex). Penularan lainnya adalah selama kehamilan, persalinan atau selama menyusui bayi (ASI).
Kasubdin P2PM (Penanggulangan dan Pemberantasan Penyakit Menular) Dinas Kesehatan Paniai ini menyebutkan, beberapa orang yang dengan sukarela mau mendatangi VCT untuk memeriksakan darah, jika terdeteksi sudah terhidap virus dapat diberikan obat pencegahan. Orang Dengan HIV/AIDS (ODHA) layaknya mendapat terapi dengan obat Anti Retro Viral (ARV). Tapi kasihan kita sulit karena stok obat terbatas, bahkan tak ada. Padahal ARV itu penting karena akan memperpanjang harapan hidup pasien.
 
Copyright 2009 Informasi Perkembangan Papua. Powered by Blogger Blogger Templates designed by Deluxe Templates | Blogger Styles